Rabu, 25 Desember 2013

Naskah Drama "Detik Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia"




Naskah Drama "Detik Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia"

XII IPA 2 SMA N 2 Tegal



Pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan para pemuda Indonesia mendengar berita tentang pengeboman yang menghancurkan kota terbesar di Jepang, tepatnya di Kota Hirosima dan Nagasaki.

Chairul Saleh
            : Apakah kalian sudah mendengar tentang berita kekalahan Jepang ?
Sukarni
          : Benarkah ? Apa yang terjadi dengan Jepang ?
Sutan Syahrir
            : Pada hari kemarin Kota Hirosima dan Nagasaki telah di bom atom oleh sekutu
Sukarni         
: Kalau begitu kita harus segera untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ini.

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan.

Chairul Shaleh
: Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !
Sukarni
          : Kita harus segera merebut kekuasaan! Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !
Wikana
           : Betul, kita harus memproklamasikan kemerdekaan ini

Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata:
Soekarno         : Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !
Hatta               : Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?
Chairul Shaleh           : Apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!. Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memproklamasikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyatakan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?
Soekarno        : Kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.
Wikana                       : Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan ini akan semakin cepat pula kita akan terbebas dari semua belenggu yang menyiksa ini.
Hatta                           : Baiklah, tapi kami perlu waktu untuk berunding sebentar.

Kemudian para golongan tua yang ada di tempat itu seperti Soekarno, Moh. Hatta, Soebardjo, Iwa kusumantri, Djojo Pranoto dan Sudiro segera masuk ruangan untuk berunding. Setelah selesai berunding, para golongan tua segera menemui para golongan muda yang telah menunggu di luar ruangan.

Hatta                : Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Apalagi tentang kemerdekaan Indonesia.

Dengan berat hati, akhirnya para pemuda meninggalkan tempat itu. Tapi mereka juga membuat strategi bagaimana cara membujuk Ir. Soekarno dan M. Hatta untuk segara memproklamirkan kemerdekaan.Akhirnya pada tanggal 16 agustus 1945 pukul 04.30 mereka dibawa oleh golongan pemuda ke Rengasdengklok.


Chairul saleh : assalamualaikum…
Hatta               : waalaikum salam…
Darwis           : kami kesini adalah untuk membawa pak hatta dan pak karno agar ikut kami. karena keamanan kalian saat ini sangatlah terancam apabila terjadi bentrok antara rakyat dan jepang. Tapi alangkah baiknya apabila anda mengajak anak dan istri anda agar terjaga keamanannya.
Soekarno         : baiklah, kami akan pergi sekarang juga.

Hilangnya Ir.soekarno dan M.hatta menimbulkan kepanikan dikalangan para pemimpin pergerakan kemerdekaan di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh soebarjo pada pukul 8.00 pagi.
Saat itu yang dia temui hanyalah Wikana, ditanyalah ia…

Soebarjo         : Apakah kamu tau dimana keberadaan ir.soekarno dan M.hatta???
Wikana           : saya tidak tau
Soebarjo         :katakan kepadaku dimanakah mereka, saya jamin keselamatan mereka apabila mereka kembali ke Jakarta.
Wikana : baiklah saya akan menunjukan tempat soekarno dan Hatta berada.

Setelah Soebardjo memberikan jaminan kepada komandan tentara peta di Rengasdengklok bahwa kemerdekaan akan segera diproklamasikan keesokan harinya, Soebardjo diperbolehkan membawa mereka kembali ke Jakarta pada malam itu juga. Pada tanggal 16 agustus 1945 rombongan Soekarno Hatta tiba kembali di Jakarta pada pukul 23.00 WIB. Setelah menurunkan Fatmawati dan putranya di kediaman Soekarno, Pemimpin perjalanan Soebardjo , membawa mereka langsung menuju rumah Laksamana Maeda di jln Imam Bonjol no 1.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan naskah proklamasi untuk yang pertama kalinya di depan para hadirin yang berada di rumah Maeda yang langsung disetujui. Namun kemudian timbullah persoalan tentang siapa saja yang akan menandatangani naskah proklamasi.

Chairul Shaleh                      : Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan ditandatangani oleh anggota PPKI.
B.M Diah                               : Memang kenapa ? Lantas siapa yang akan menandatanganinya?
Chairul Shaleh                      : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat tadi untuk melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Mr. Soebardjo                       : Kau benar, Nak. Bagaimana ini , Bung ?
Soekarno                                : Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan masalah ini?
Sukarni                      : Saya punya usul. Yang menandatangani teks cukup dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia. Bagaimana ?
Soekarno                                : Usul yang bagus . Bagaimana hadirin ?
Hadirin (semua)        : Kami setuju !!!

Setelah  semuanya setuju, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi

Soekarno                                : Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik.
Sayuti Melik              : Baik, Bung . (dengan segera mengetik teks tersebut)

Sayuti Melik pun mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung pada pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira. Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua dilakukan agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa Indonesia
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan berbincang sejenak.

Soekarno                                : Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.
Ibu Fatmawati                       : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?
Soekarno                                : Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.
Ibu Fatmawati                       : Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?
Soekarno                                : Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati                       : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa?
Soekarno                                : Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha untuk menyediakannya.
Ibu Fatmawati                       : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka Merah Putih”. Bagaimana ?


Soekarno                    : Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih , menjadi “Sang Saka Merah Putih” !
Ibu Fatmawati           : Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nanti akan bapak bacakan.

Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Soekarno        : Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami:


PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta , 17 Agustus 1945.
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.

Tak lama kemudian, Ir. Soekarno menyuruh S.K Trimurti untuk mengibarkan bendera merah putih.
Soekarno        : Trimurti, tolong anda kibarkan bendera Merah Putih sebagai tanda awal kejayaan Bangsa ini.
Trimurti         : Maaf pak, anak buah saya yang akan mengibarkan bendera sang Merah Putih.
Soekarno        : Baiklah….
Akhirnya Latief Hendra Ningrat dan S. Suhut yang mengibarkan bendera sang Merah Putih di depan
Kediaman Laksamana Maeda.

Dengan diiringi nyanyian lagu Indonesia Raya pengibaran bendera sang Merah Putih terkesan khidmat.
Lalu serempak mereka bersorak bahagia.. Betapa tidak, angan – angan mereka tentang Negara yang merdeka akhirnya kini terwujud. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar